Dalam percakapan tentang sejarah, ada yang sering kali luput dalam pembahasan, yakni apa itu sejarah dan apa itu tulisan sejarah? Pertanyaan...

Sejarah, Tulisan Sejarah, dan Penulisan Sejarah

Dalam percakapan tentang sejarah, ada yang sering kali luput dalam pembahasan, yakni apa itu sejarah dan apa itu tulisan sejarah? Pertanyaan ini tampak sepele, tapi jawaban atas pertanyaan itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Definisi yang umum tentang sejarah, seperti "rekonstruksi masa lalu" hanya salah satu dari sejumlah pengertian yang ada. Dan jawaban atas pertanyaan itu merefleksikan cara kita memandang masa lalu dan masa kini.



Atas dasar itulah Kelompok Belajar Sulur pada semester ini menyelenggarakan kelas historiografi. Dalam sesi ini kami akan fokus pada tiga karya ditulis pada periode yang sama dan mencoba mengelaborasi pertanyaan yang sama: apa itu sejarah dan apa itu tulisan sejarah. Pertama, buku yang akan dibahas adalah buku klasik Apa itu Sejarah? karangan E.H Carr, seorang sejarawan asal Inggris. Pembahasan atas buku ini dimaksudkan untuk menyegarkan kembali pertanyaan-pertanyaan yang pernah diajukan setengah abad yang lalu, yang sampai saat ini masih cukup relevan, tapi sayangnya sering kali diabaikan. Kedua, adalah Writing History: Essay on Epistimology karya Paul Veyne, sejarawan Prancis yang melalui karyanya ini telah ikut mewarnai praktik penulisan sejarah di Prancis dan menggoda para filsuf untuk terlibat dalam perdebatan, terutama pada wilayah epistimologi sejarah. Di dalam karyanya ini, Veyne mengulas tentang apa dan bagaimana pengetahuan sejarah terbentuk. Dengan kata lain, ia membahas apa yang disebut sebagai epistomologi ilmu sejarah. Terakhir, buku yang akan dibahas adalah The Writing of History karya Michel de Certeau yang juga seorang sejarawan Prancis. Certeau dikenal sebagai seorang pemikir kebudayaan. Dalam karyanya ini ia mencoba merefleksikan bagaimana pengetahuan sejarah terbentuk dan beroperasi melalui tulisan.

Pembahasan atas karya-karya tersebut seperti tidak berjejak di bumi, jauh dari persoalan kehidupan sehari-hari yang nyata. Akan tetapi, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Meskipun demikian, melalui pembahasan atas karya-karya ini diharapkan kajian sejarah jadi lebih menyentuh perkara keseharian, seperti kenapa dalam berargumen orang-orang selalu saja bertopang ke sejarah meski mengaku tidak suka pada sejarah; kenapa studi sejarah kita cenderung romantik; kenapa sejarah yang diproduksi oleh masa kini hampir tidak bisa menjawab persoalan teraktual? Kesalahan sejarah sebagai ilmu yang kurang radikal atau kesalahan sejarawan yang kurang progresif? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan dijawab dalam diskusi ini. Tiga buku itu mungkin tidak bisa menjawabnya, tapi setidaknya melalui pembahasan atas karya-karya itu diharapkan akan timbul percakapan-percakapan yang sifatnya epistimologis dalam perbincangan mengenai sejarah.




Sejarah, Fakta Sejarah, dan Sejarawan
Fadly Rahman (Rabu, 28/2/18)

Memahami Ilmu dan Hukum Kausalitas dalam Sejarah
Azmil R. Noel Hakim (Senin, 5/3/18)

Ide Tentang Kemajuan dan Kenapa Kita Harus Belajar Sejarah
Chairani Rahiimi (Seni, 12/3/18)

Apa yang Ditulis Sejarah?
Rizki Putra Zuwandono, Ummu Aiman (Senin, 19/3/18)

Plot dan Kekhasan Peristiwa
Anugrah Rahmatulloh (Senin, 26/3/18)

Tentang Teori dan Konsep
Alika Lahitani (Senin, 2/4/18)

Kausalitas dan Kesadaran Bertindak
Farhan Assidiq (Senin, 9/4/18)

Sejarah: Antara Karya Sastra dan Ilmu
Kelana Wisnu (Senin, 16/4/18)

Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial
Budi Gustaman (Senin, 23/4/18)

Sejarah, Tulisan, dan Makna
I. Gifar Ramzani (Senin, 30/4/18)

Cara Kerja Sejarah Sebagai Ilmu
Reyonal Octavianus T., Ridha Hamidah Budian (Senin, 7/5/18)




0 comments: